ungu


Apakah kau tahu tempat yang tepat untuk meletakkan warna ungu supaya ia terlihat sangat indah? Aku akan menjawab: langit. Hari ini aku menyaksikan salah satu senja yang indah. Dengan senja hari kemarin, berarti selama dua hari berturut-turut aku mendongakkan kepalaku dan menahan kedip mataku ke arah langit. 

Orang-orang menyebutnya gradasi. Aku tak pernah sungguh-sungguh tahu definisinya. Aku hanya mengenalinya lewat jari-jemari yang menunjuk pada sesuatu bernama gradasi itu. Untukku, gradasi adalah sebuah kelembutan dan kehalusan. Bicara tentang warna, gradasi menyerupai pelangi yang menghadirkan beragam jenis warna, hanya saja dalam rentang senada. Hal utama lainnya ialah bahwa gradasi menyusun warna-warna itu dengan lembut dan halus sehingga nyaris tidak mungkin mengenali garis yang memisahkan masing-masing warna. Begitu halus sehingga sukar kita menyebutkan dari mana menuju ke mana masing-masing perpindahan warna itu. 

Lantas apa hubungannya dengan warna ungu? Jelas-jelas erat sekali. Langit adalah tempat terindah untuk meletakkan warna ungu (mungkin jika aku menemukan tempat lain yang lebih indah, pernyataan ini akan berubah). Aku tak pernah sungguh-sungguh tertarik dengan warna ungu sebelum ini selain ketika aku sedang berjalan mengelilingi sebuah toko pakaian dan pandanganku tertancap pada sepotong kaos berwarna ungu yang berani dengan bintang kuning di tengahnya. Hari ini, aku terpikat lagi oleh warna ungu. Bagaimana bisa? Warna ungu yang bagiku dengan ajaib dimunculkan oleh sinar matahari ini mewarnai sesuatu yang tidak biasa. Merapi.  Aku nyaris menghentikan kayuhan sepedaku dan mengurungkan niat untuk masuk ke kamar kos ketika Merapi berjogrok dalam warna yang menakjubkan. Kini aku menebak-nebak adakah siapa pun pernah mewarnai sketsa gunung dengan warna ungu. Jika saja aku bisa melukis, aku akan mencoba mewarnai gambar gunungku dengan warna ungu karena ternyata itu indah. Namun, karena aku tak bisa melukis, aku hanya berharap siapa tahu ada yang turut melirik Merapi di senja kali ini dan terpikir untuk melakukan hal yang tak bisa kulakukan itu. 

Tak hanya kali ini, aku telah percaya bahwa semua warna itu indah. Itulah sebabnya aku tidak membenci satu warna pun. Aku percaya bahwa masing-masing warna punya tempat yang tepat untuk terlihat indah dan tidak tertandingi oleh warna yang lain. Mudah-mudahan aku bisa menemukan tempat-tempat untuk warna-warna lainnya.


6 Desember 2011
dalam suasana selo yang ajaib dan semu

Komentar

Postingan Populer