tiba-tiba hujan

Tadi malam aku merindukanmu, sahabat.
Tadi malam pun aku merindukan hujan.
Hujan yang sejak dulu selalu menjadi bagian dari kita, hujan yang menaklukkan ketakutan-ketakutan kita, begitu katamu.
Sudah beberapa lama tak hujan di kota ini.
Langit sore selalu sangat menggiurkan untuk dinikmati dengan hal-hal menyenangkan.
Teman-teman dengan tubuh dan usia dewasa seketika berubah dan kembali bernostalgia dengan masa kecil.
Layang-layang beterbangan di atas kepalaku seraya aku menggolekkan diriku di tengah lapangan rumput.
Angin menggoyangkan dedaunan pohon yang hijau segar, sementara yang kuning dan coklat berputar meliuk jatuh.
Apa lagi yang bisa aku harapkan lebih dari ini?
Langit malam juga tak habis-habisnya menguras senyumku.
Bulan kuning yang bulat penuh dan bintang-bintang tersebar.
Awan-awan dengan penuh pengertian bergerak menyingkir supaya keindahan itu lengkap.
Apa lagi yang bisa aku harapkan lebih dari ini?
Namun, tadi malam aku merindukan hujan. Merindukanmu pula.
Pagi ini aku terbangun dengan heran.
Langit mendung dan udara tak sedingin biasanya.
Di luar kurasakan rintik-rintik air menjatuhiku.
Baiklah, tiba-tiba gerimis.
Aku merindukanmu dan hujan tadi malam; dan pagi ini hujan.



Sabtu, 18 Juni 2011
12.48

Komentar

Postingan Populer