"menangkap" bencana

ketika sang agung Merapi melegakan sedikit gatal di tenggorokannya setelah sekian lama tenang, ini yang tertangkap dalam apa yang mereka sebut "bencana" itu...



bermandikan abu yang terlempar jauh dari gunung sana...





kini ini rumah, kini ini tetangga,




abu putihnya tebal, tapi pelangi tetaplah pelangi. pelangi tetap berwarna-warni, tetap indah, tetap membuatmu menyunggingkan senyum,
















dan dia favorit saya selain Naufal yang benar-benar lucu itu. :)
*calon mas-mas bermata indah nanti waktu dia besar, haha...







ini untukku, ini juga untukmu...






 

berhari-hari berkutat dengan ini semua, hahaha...
koordinasi, mau ke mana?


mari mengantar logistik, berapa dus?


mabuk pembalut dan popok,


meracik dan meramu untuk sekian ribu,





sebelah sini, silakan hubungi relawan untuk minta bantuan,


hati-hati bermain di dalam tenda,





jaga kesehatan ya, jangan lupa atribut wajib mode kita hari-hari ini,




berangkat gaul bersama teman-teman seperjuangan, teman-teman baru dan sehati...







"Ojo lali tiliki omah le..."



meski begitu, lelah memang tak bisa sebegitu gampangnya diajak kompromi...






maka berbaringlah sejenak di tempat ini, mungkin kisruh dengan segala benda-bendanya, tapi hangat...
*sempat-sempatnya melipat NHN, memang jos!




dan kemudian, mereka pun bernyanyi untuk menghibur kita. Mari melepas jenuh.

"Musik kami cadas bukan berarti kami tidak peduli. Musik kalian lembut bukan berarti kalian pdeuli." -Vokalis Sangkakala-






vokalis Sangkakala yang di bawah ini...





hmm...Merapi cepatlah pulih. Kami mencintaimu. :)

*fotografer: banyak orang. maaf lupa, habis yang megang kamera banyak banget.

Komentar

Posting Komentar

Postingan Populer