Gnostis Sanguinis
tulisan ini bukan berisi definisi gnosis sanguinis karena sebenarnya saya nggak terlalu ngerti apa itu gnosis sanguinis. istilah ini saya baca dari buku tulisan Ayu Utami berjudul Bilangan Fu. dalam cuku tersebut dijabarkan bahwa gnosis sanguinis adalah "pengetahuan seturut darah. Sebagian besar pengetahuan disimpan dalam sel-sel otak. Tapi ada bentuk pengetahuan lain yang hidup dalam sel-sel darah."
tadi waktu kuliah Dasar2 Ilmu Budaya, saya mengajukan pertanyaan berkenaan dengan gnosis sanguinis karena materi yang sedang dibahas menurut saya memiliki relasi yang cukup dekat dengan gnosis sanguinis. sebagai contoh, ketika manusia purba menghadapi kebutuhannya akan makanan, terutama di zaman yang dikenal dengan berburu dan meramu, mereka diharuskan untuk menemukan cara mengolah bahan makanan yang mereka dapat dari alam agar dapat dimakan dalam keadaan baik dan tidak mengganggu kesehatan. cara pertama yang terpikirkan adalah memasak bahan tersebut. entah bagaimana mereka berpikir bahwa untuk memasak dibutuhkan api. dan kemudian mereka pun dengan entah cara apa menemukan bagaimana menyalakan api. pertanyaan yang saya ajukan pada dosen adalah, dalam contoh kasus ini bagaimana mereka menemukan atau setidaknya menebak cara untuk membuat api. kemudian ibu dosen hanya menjawab bahwa kebudayaan dalam contoh itu mencirikan bahwa kebudayaan terus berkembang karena sifatnya yang dinamis. seiring waktu, manusia memikirkan bagaimana cara melakukan hal itu dengan lebih mudah sehingga terciptalah alat2 yang membantu kehidupan manusia di masa sekarang. jawaban ini sayangnya tidak memuaskanku sepenuhnya akan pertanyaan yang saya ajukan sebelumnya. lalu, pertanyaan itu kembali saya perjelas, yang saya tanyakan adalah mengenai gnosis sanguinis yang saya duga mereka miliki sehingga mereka bisa akhirnya menemukan bagaimana menciptakan api. namun, kembali dosen tersebut mengulangi jawaban yang sama tidak memuaskannya. saya hanya mengangguk2 (pura2) mengerti karena saya pikir apa yang saya tanyakan tidak termasuk dalam esensi materi pelajaran. ya sudah...
kenapa saya begitu tertarik dengan istilah gnosis sanguinis ini? pada awalnya, saya agak ngeri ketika memahami pengertiannya melalui buku Ayu Utami yang saya baca itu. pengetahuan yang disimpan di dalam darah. dan ditularkan melalui gigitan. oke, itu metafor. tapi, tetap saja, definisi itu membuat saya sedikit ngeri karena bayangan yang muncul di kepala saya. selanjutnya, saya memahami gnosis sanguinis sebagai istilah lain dari naluri. namun, saya malah jadi kebingungan sendiri. karena naluri itu sering diidentikkan dengan perasaan atau sesuatu dalam diri yang berperan seperti sistem peringatan. sebagai contoh, jika ada seorang anak sakit atau mengalami sesuatu yang buruk dan membahayakan, biasanya si ibu akan merasakan sesuatu sebagai tanda bahwa anaknya tidak dalam keadaan baik. semacam firasatlah. hal ini selalu disebut2 sebagai "naluri keibuan". sementara itu, berdasarkan pemahaman saya, gnosis sanguinis sendiri lebih identik dengan pengetahuan yang tanpa dipelajari dimiliki oleh manusia. lebih seperti anugerah kecerdasan yang membedakannya dari ilmu pengetahuan yang dipelajari di institusi resmi seperti sekolah.
saya tak begitu yakin apakah hewan juga memiliki sejenis gnostis sanguinis, karena kebanyakan orang menyebut kemampuan hewan untuk melakukan sesuatu itu didasari insting. nah, menarik kan gnostis sanguinis ini? jika secara ekstrim diartikan, istilah ini mengidentifikasi ilmu pengetahuan manusia yang sejak lahir dimiliki tanpa perlu dipelajari secara khusus. ketika pertama kali menikmati hidup di dunia, manusia telah memiliki pengetahuan itu di dalam sel2 darahnya (dengan definisi yang saya buat sendiri ini, saya tidak lagi merinding disko mendengar kata "darah").
lalu, mengenai kata2 "ditularkan melalui gigitan" ini jika secara harfiah dipahami akan jadi perwujudan metode penyebaran ilmu pengetahuan yang paling mengerikan. melalui kata "ditularkan", dapat ditarik dugaan bahwa gnostis sanguinis ini tidak dimiliki oleh semua manusia, oleh sebab itu perlu ditularkan. namun, yang mendatangkan kebingungan selanjutnya adalah pengetahuan macam apakah gnostis sanguinis ini yang hanya dimiliki oleh sebagian manusia?
kemungkinannya ada 2. yang pertama, memang pengetahuan ini dianugerahkan kepada manusia tertentu saja, yang mungkin lebih mirip dengan "gift". kemungkinan yang kedua, setiap manusia memiliki gnostis sanguinis yang spesifik dan berbeda satu sama lain. maka, untuk membagikan pengetahuan itu, manusia harus bertukar...apa ya? bertukar darah? malah jadi tambah ngeri...yah, mungkin inilah yang menyebabkan beberapa agama melarang transfusi darah. karena ada pengetahuan yang tidak disimpan di dalam sel otak melainkan dalam pembuluh darah.
subjek ini sangat menarik buat saya, karena jarang terdengar dan dibahas oleh orang2. siapapun yang mempunyai info mengenai gnostis sanguinis yang mengerikan sekaligus menakjubkan ini, boleh dibagi ya...terima kasih banyak.
tadi waktu kuliah Dasar2 Ilmu Budaya, saya mengajukan pertanyaan berkenaan dengan gnosis sanguinis karena materi yang sedang dibahas menurut saya memiliki relasi yang cukup dekat dengan gnosis sanguinis. sebagai contoh, ketika manusia purba menghadapi kebutuhannya akan makanan, terutama di zaman yang dikenal dengan berburu dan meramu, mereka diharuskan untuk menemukan cara mengolah bahan makanan yang mereka dapat dari alam agar dapat dimakan dalam keadaan baik dan tidak mengganggu kesehatan. cara pertama yang terpikirkan adalah memasak bahan tersebut. entah bagaimana mereka berpikir bahwa untuk memasak dibutuhkan api. dan kemudian mereka pun dengan entah cara apa menemukan bagaimana menyalakan api. pertanyaan yang saya ajukan pada dosen adalah, dalam contoh kasus ini bagaimana mereka menemukan atau setidaknya menebak cara untuk membuat api. kemudian ibu dosen hanya menjawab bahwa kebudayaan dalam contoh itu mencirikan bahwa kebudayaan terus berkembang karena sifatnya yang dinamis. seiring waktu, manusia memikirkan bagaimana cara melakukan hal itu dengan lebih mudah sehingga terciptalah alat2 yang membantu kehidupan manusia di masa sekarang. jawaban ini sayangnya tidak memuaskanku sepenuhnya akan pertanyaan yang saya ajukan sebelumnya. lalu, pertanyaan itu kembali saya perjelas, yang saya tanyakan adalah mengenai gnosis sanguinis yang saya duga mereka miliki sehingga mereka bisa akhirnya menemukan bagaimana menciptakan api. namun, kembali dosen tersebut mengulangi jawaban yang sama tidak memuaskannya. saya hanya mengangguk2 (pura2) mengerti karena saya pikir apa yang saya tanyakan tidak termasuk dalam esensi materi pelajaran. ya sudah...
kenapa saya begitu tertarik dengan istilah gnosis sanguinis ini? pada awalnya, saya agak ngeri ketika memahami pengertiannya melalui buku Ayu Utami yang saya baca itu. pengetahuan yang disimpan di dalam darah. dan ditularkan melalui gigitan. oke, itu metafor. tapi, tetap saja, definisi itu membuat saya sedikit ngeri karena bayangan yang muncul di kepala saya. selanjutnya, saya memahami gnosis sanguinis sebagai istilah lain dari naluri. namun, saya malah jadi kebingungan sendiri. karena naluri itu sering diidentikkan dengan perasaan atau sesuatu dalam diri yang berperan seperti sistem peringatan. sebagai contoh, jika ada seorang anak sakit atau mengalami sesuatu yang buruk dan membahayakan, biasanya si ibu akan merasakan sesuatu sebagai tanda bahwa anaknya tidak dalam keadaan baik. semacam firasatlah. hal ini selalu disebut2 sebagai "naluri keibuan". sementara itu, berdasarkan pemahaman saya, gnosis sanguinis sendiri lebih identik dengan pengetahuan yang tanpa dipelajari dimiliki oleh manusia. lebih seperti anugerah kecerdasan yang membedakannya dari ilmu pengetahuan yang dipelajari di institusi resmi seperti sekolah.
saya tak begitu yakin apakah hewan juga memiliki sejenis gnostis sanguinis, karena kebanyakan orang menyebut kemampuan hewan untuk melakukan sesuatu itu didasari insting. nah, menarik kan gnostis sanguinis ini? jika secara ekstrim diartikan, istilah ini mengidentifikasi ilmu pengetahuan manusia yang sejak lahir dimiliki tanpa perlu dipelajari secara khusus. ketika pertama kali menikmati hidup di dunia, manusia telah memiliki pengetahuan itu di dalam sel2 darahnya (dengan definisi yang saya buat sendiri ini, saya tidak lagi merinding disko mendengar kata "darah").
lalu, mengenai kata2 "ditularkan melalui gigitan" ini jika secara harfiah dipahami akan jadi perwujudan metode penyebaran ilmu pengetahuan yang paling mengerikan. melalui kata "ditularkan", dapat ditarik dugaan bahwa gnostis sanguinis ini tidak dimiliki oleh semua manusia, oleh sebab itu perlu ditularkan. namun, yang mendatangkan kebingungan selanjutnya adalah pengetahuan macam apakah gnostis sanguinis ini yang hanya dimiliki oleh sebagian manusia?
kemungkinannya ada 2. yang pertama, memang pengetahuan ini dianugerahkan kepada manusia tertentu saja, yang mungkin lebih mirip dengan "gift". kemungkinan yang kedua, setiap manusia memiliki gnostis sanguinis yang spesifik dan berbeda satu sama lain. maka, untuk membagikan pengetahuan itu, manusia harus bertukar...apa ya? bertukar darah? malah jadi tambah ngeri...yah, mungkin inilah yang menyebabkan beberapa agama melarang transfusi darah. karena ada pengetahuan yang tidak disimpan di dalam sel otak melainkan dalam pembuluh darah.
subjek ini sangat menarik buat saya, karena jarang terdengar dan dibahas oleh orang2. siapapun yang mempunyai info mengenai gnostis sanguinis yang mengerikan sekaligus menakjubkan ini, boleh dibagi ya...terima kasih banyak.
Komentar
Posting Komentar