1000 Hari
maaf, selalu saja terlambat membuat posting tentangnya...
telah 1000 hari tertapaki tanpa kehadirannya. tak hanya aku, tapi juga mamaku, abangku, dan adikku...
tak pernah aku membayangkan akan menghabiskan waktu begini lama untuk berjuang sendirian tanpa keberadaan seseorang yang dapat kupanggil "bapak". bukan, aku bukan menyesali kepergiannya. karena di dalam doa, aku selalu mengucapkan syukur atas kepergiannya. bukan, bukan pula karena aku menginginkannya. tapi, karena kebaikan Tuhan yang Ia wujudkan dengan mengangkat semua sakit dan penderitaan bapak serta memanggilnya pulang ke pangkuan-Nya. tak pernah, dan tak akan kusesali karya Tuhan itu.
1000 hari berlalu tanpa ucapan untuk membangunkan tidurku di pagi hari
tanpa aktivitasnya mengantarku sekolah di kala hujan turun dengan mobil kesayangannya
tanpa makan siang bersama yang dulu selalu kami nikmati bersama
tanpa omelan karena aku bolos les
tanpa suruhan membuatkan secangkir teh atau kopi di sore hari
tanpa permintaan memijat kaki setelah makan di malam hari
tanpa merasakan pijatan yang selalu dilakukannya ketika aku sudah tertidur dan kemudian kuprotes
tanpa ejekannya setiap kali aku mengisi teka-teki silang hari minggu
tanpa sepatu mahalnya yang selalu dilapkan ke tanganku
tanpa membukakan pintu garasi setiap beliau pulang kerja
tanpa senyum dan suara tawanya
tanpa genggaman tangannya saat menyeberang jalan raya
tanpa kebanggaanya setiap kali menerima rapot anaknya
tanpa traktiran makan setiap minggu
tanpa menatap wajahnya yang sangat kucintai...
1000 hari berlalu dengan kerinduan yang begitu besar
dengan air mata yang mengalir di dalam doa
dengan syukur penuh untuk kesembuhannya
dengan saling menguatkan untuk keluarga
dengan mengobrolkan kenangan-kenangan tentangnya
dengan belajar menerima kenyataan...dia telah selesai menjalankan tugasnya.
entah dengan apa aku mampu bertahan sejauh 1000 hari ini. jika kurenungi, aku tak akan sanggup melewati 1000 hari tanpa merasakan keberadaannya secara nyata dalam hidupku. namun, Tuhan tahu aku harus bertahan dalam 1000 hari tersebut, maka Ia mengaruniakan 1000 sahabat yang selalu menjadi sandaranku, 1000 anugerah yang patut kusyukuri, 1000 kemudahan dalam menjalani kehidupan, dan ribuan rahmat lainnya. maka, aku tak patut mengeluh...
bukan penyesalan yang menjadikan aku selalu menangis ketika mengingatnya, melainkan kerinduan begitu besar akan rengkuhan dan genggaman tangannya. tak sempat ia menyaksikan kelulusanku dan kuliah pertamaku. tak sempat ia mengiringi aku meninggalkan rumah untuk belajar di kota lain. tak sempat aku membuatnya cukup bangga akan diriku yang akan meyakinkannya bahwa pengorbanannya tak pernah sia-sia...
kini yang bisa kulakukan hanya mendaraskan doa seraya berusaha dan membuktikan padanya bahwa aku bisa menjadi seperti yang ia harapkan. aku janji aku bisa...
telah 1000 hari tertapaki tanpa kehadirannya. tak hanya aku, tapi juga mamaku, abangku, dan adikku...
tak pernah aku membayangkan akan menghabiskan waktu begini lama untuk berjuang sendirian tanpa keberadaan seseorang yang dapat kupanggil "bapak". bukan, aku bukan menyesali kepergiannya. karena di dalam doa, aku selalu mengucapkan syukur atas kepergiannya. bukan, bukan pula karena aku menginginkannya. tapi, karena kebaikan Tuhan yang Ia wujudkan dengan mengangkat semua sakit dan penderitaan bapak serta memanggilnya pulang ke pangkuan-Nya. tak pernah, dan tak akan kusesali karya Tuhan itu.
1000 hari berlalu tanpa ucapan untuk membangunkan tidurku di pagi hari
tanpa aktivitasnya mengantarku sekolah di kala hujan turun dengan mobil kesayangannya
tanpa makan siang bersama yang dulu selalu kami nikmati bersama
tanpa omelan karena aku bolos les
tanpa suruhan membuatkan secangkir teh atau kopi di sore hari
tanpa permintaan memijat kaki setelah makan di malam hari
tanpa merasakan pijatan yang selalu dilakukannya ketika aku sudah tertidur dan kemudian kuprotes
tanpa ejekannya setiap kali aku mengisi teka-teki silang hari minggu
tanpa sepatu mahalnya yang selalu dilapkan ke tanganku
tanpa membukakan pintu garasi setiap beliau pulang kerja
tanpa senyum dan suara tawanya
tanpa genggaman tangannya saat menyeberang jalan raya
tanpa kebanggaanya setiap kali menerima rapot anaknya
tanpa traktiran makan setiap minggu
tanpa menatap wajahnya yang sangat kucintai...
1000 hari berlalu dengan kerinduan yang begitu besar
dengan air mata yang mengalir di dalam doa
dengan syukur penuh untuk kesembuhannya
dengan saling menguatkan untuk keluarga
dengan mengobrolkan kenangan-kenangan tentangnya
dengan belajar menerima kenyataan...dia telah selesai menjalankan tugasnya.
entah dengan apa aku mampu bertahan sejauh 1000 hari ini. jika kurenungi, aku tak akan sanggup melewati 1000 hari tanpa merasakan keberadaannya secara nyata dalam hidupku. namun, Tuhan tahu aku harus bertahan dalam 1000 hari tersebut, maka Ia mengaruniakan 1000 sahabat yang selalu menjadi sandaranku, 1000 anugerah yang patut kusyukuri, 1000 kemudahan dalam menjalani kehidupan, dan ribuan rahmat lainnya. maka, aku tak patut mengeluh...
bukan penyesalan yang menjadikan aku selalu menangis ketika mengingatnya, melainkan kerinduan begitu besar akan rengkuhan dan genggaman tangannya. tak sempat ia menyaksikan kelulusanku dan kuliah pertamaku. tak sempat ia mengiringi aku meninggalkan rumah untuk belajar di kota lain. tak sempat aku membuatnya cukup bangga akan diriku yang akan meyakinkannya bahwa pengorbanannya tak pernah sia-sia...
kini yang bisa kulakukan hanya mendaraskan doa seraya berusaha dan membuktikan padanya bahwa aku bisa menjadi seperti yang ia harapkan. aku janji aku bisa...
Back when I was a child
Before life removed all the innocence
My father would lift me high
And dance with my mother and me and then
Spin me around till I fell asleep
Then up the stairs he would carry me
And I knew for sure
I was loved
If I could get another chance
Another walk, another dance with him
I'd play a song that would never, ever end
How I'd love, love, love to dance with my father again
When I and my mother would disagree
To get my way I would run from her to him
He'd make me laugh just to comfort me, yeah, yeah
Then finally make me do just what my mama said
Later that night when I was asleep
He left a dollar under my sheet
Never dreamed that he
Would be gone from me
If I could steal one final glance
One final step, one final dance with him
I'd play a song that would never, ever end
Before life removed all the innocence
My father would lift me high
And dance with my mother and me and then
Spin me around till I fell asleep
Then up the stairs he would carry me
And I knew for sure
I was loved
If I could get another chance
Another walk, another dance with him
I'd play a song that would never, ever end
How I'd love, love, love to dance with my father again
When I and my mother would disagree
To get my way I would run from her to him
He'd make me laugh just to comfort me, yeah, yeah
Then finally make me do just what my mama said
Later that night when I was asleep
He left a dollar under my sheet
Never dreamed that he
Would be gone from me
If I could steal one final glance
One final step, one final dance with him
I'd play a song that would never, ever end
Cause I'd love, love, love to dance with my father
again
Sometimes I'd listen outside her door
And I'd hear her, mama crying for him
I pray for her even more than me
I pray for her even more than me
I know I'm praying for much too much
But could You send back the only man she loved
I know You don't do it usually
But Lord, she's dying to dance with my father again
Every night I fall asleep
And this is all I ever dream
again
Sometimes I'd listen outside her door
And I'd hear her, mama crying for him
I pray for her even more than me
I pray for her even more than me
I know I'm praying for much too much
But could You send back the only man she loved
I know You don't do it usually
But Lord, she's dying to dance with my father again
Every night I fall asleep
And this is all I ever dream
Luther Vandross
Komentar
Posting Komentar