rendah hati

ada satu hal yang selalu ingin kucapai dalam hidupku.

aku sangat ingin menjadi rendah hati

sejauh ini, aku masih berusaha keras untuk mencapainya. tapi, jalannya memang tidak selalu mulus. jelas tidak akan pernah mulus. kenapa tiba-tiba aku melontarkan kalimat ini? semuanya didasari ketika suatu malam aku tidak bisa pulang ke kost karena jam malam sudah lewat sangat jauh. terpaksa aku menumpang menginap di kamar kost seorang teman bersama dengan 3 orang teman lainnya. dengan formasi tidur persegi, kami melewatkan sejumlah waktu untuk berbincang. dalam obrolan itu, timbullah niatku untuk berefleksi. tak sekedar merenunginya, namun juga menuliskannya agar di hari depan mampu kubaca ulang dan kujadikan pedoman untuk mengatur hidup yang lebih baik. entah kenapa, aku tiba-tiba jadi ingin menuliskan refleksi itu rutin namun hingga hari ini belum mampu juga aku mengusahakannya.
maka, topik pertama yang sangat ingin aku angkat dalam refleksi pribadiku adalah "rendah hati". sejak dulu, aku selalu iri pada siapa pun yang mampu bersikap rendah hati. seorang teman pernah berkomentar mengenai keinginanku untuk menjadi rendah hati. begini kira-kira katanya, "rendah itu agak berkesan negatif." dan waktu itu saya menanggapinya dengan kalimat, "entahlah, 'rendah' dalam rendah hati selalu mengesankan sebuah sikap yang agung bagiku." ya, di mataku seseorang yang rendah hati adalah sosok yang agung. ia mampu menekan keinginan untuk sombong dan pamer, padahal kebanyakan orang yang rendah hati adalah mereka yang memiliki banyak hal untuk dibanggakan. kapan aku bisa jadi seperti itu?

seorang kenalan dulu pernah mengirimkan sebuah pesan di hari ulang tahunku yang ke-16. aku sudah lupa bagaimana persisnya isi pesan itu, kira-kira seperti ini:

        ketika jadi tunas, 
        







kita melihat embun seperti titik air raksasa
        kupu-kupu seperti burung raksasa.
        









namun, ketika kita tumbuh menjadi pohon yang besar,
        






bahkan burung-burung pun bersarang pada kita.
        .....
        menjadi dewasa bukan berarti kita mengerti segalanya
        bahkan menirukan tawa anak kecil pun kita sudah tidak mampu 
 
        maka dibutuhkan jembatan untuk menghubungkannya
        yaitu, kerendahan hati

yah, sama sekali ngelantur, padahal teks aslinya bagus sekali, sayang sudah aku hapus. beberapa tahun berikutnya, ketika aku membaca salah satu kumpulan cerpen Dewi 'dee' Lestari, aku menemukan bait yang mirip dengan pesan temanku itu. ternyata ia mengutipnya dari cerpen itu. seketika aku teringat kembali betapa gembiranya aku saat dikirimi sms tersebut. ya, aku selalu ingin menjadi anak kecil lagi, di mana segala hal nampaknya bukan beban. tidak seperti ketika hari ini aku mengemban begitu banyak tanggung jawab dan harapan banyak orang. aku tumbuh dalam lingkungan yang membuatku terlihat sedikit 'lebih' dibanding teman-teman lainnya. maaf bukan sombong, tapi memang hanya 'terlihat'. aku sebenarnya belum punya apa-apa untuk dibanggakan. sungguh. inilah mengapa aku malu dengan keadaanku sekarang. aku seringkali mengharapkan pujian atau setidaknya perhatian atas apa yang sudah kucapai, padahal itu bukan apa-apa. aku masih ingin sombong, aku sungguh kecewa akan hal ini.

mengapa aku ingin jadi rendah hati? karena ketika aku rendah hati, aku mampu meluangkan hatiku seluas-luasnya untuk mengakui bahwa aku tak tahu apa-apa. dengan demikian aku akan mau belajar dari banyak orang, siapa pun dia, di mana pun kami berada, dan dalam situasi bagaimana pun. orang yang rendah hati selalu dicintai banyak orang karena ia mampu menempatkan diri menjadi setara dengan orang-orang kebanyakan meskipun ia sebenarnya 'lebih'. dengan menjadi rendah hati, aku akan mampu bersikap bijak karena aku mau mempertimbangkan pendapat orang-orang demi tercapainya keputusan yang terbaik. siapa yang tidak mencintai orang yang rendah hati? tidakkah sangat membahagiakan ketika kita dicintai semua orang? rendah hati adalah jembatan untuk menikmati relasi yang hangat dengan orang-orang di sekitarku. namun, sangat sulit untuk menjadi rendah hati.

sayangnya, impian ini tidak kucantumkan dalam daftar 100 mimpiku. sekalipun kucantumkan, aku tidak yakin akan dapat mencoretnya. aku berharap aku baru akan mencoretnya di saat aku hampir mati karena itu artinya sepanjang hidupku aku selalu berusaha untuk menjadi rendah hati. semakin rendah hati, semakin rendah hati, dan semakin rendah hati. untuk setiap hal yang berhasil kucapai, aku ingin menjadi semakin rendah hati. ingin kutekan keinginan untuk besar kepala dan menggurui orang lain, aku mau jadi rendah hati. aku mau mendengarkan orang lain, aku mau belajar mengerti orang lain. instrumen-instrumen inilah yang akan aku gunakan untuk belajar rendah hati. ya, aku tahu memang membutuhkan waktu yang lama dan perjuangan yang panjang. tapi, bukan hal yang mustahil. aku akan jadi rendah hati, dengan bimbingan Tuhan. amin.

Komentar

Postingan Populer