Melucuti Keegoisan
apa lagi ini, Tuhan? kenapa tak juga mampu aku jadi dewasa? aku sangat mengerti bahwa keputusan ini menuntut banyak hal. aku harus mampu mensedikasikan banyak waktu untuk berpikir dan mempertimbangkan sebuah pilihan. aku harus ikhlas mengorbankan beberapa kepentingan pribadi. itu semua akan sangat menyakitkan, maka aku pasti butuh kekuatan lebih untuk menata hati yang hancur karena kemungkinan-kemungkinan terburuk. aku tahu itu semua. bahkan kadang dengan sok-nya aku mengajarkan teori ciptaan sendiri itu pada orang lain. tapi, kenapa selalu saja batu karang yang mengganjal jalanku? atau hanya kerikil yang kuanggap batu karang? sepertinya kemungkinan kedua. jika ya, memang benar aku hanya anak kecil.
aku kecewa pada diriku sendiri di saat seperti ini, Tuhan. aku tak pernah bisa beranjak dari kekanak-kanakanku. atau aku yang tak mau? akh, aku selalu mau jadi deasa. kerinduanku menjadi anak-anak ya hanya sebatas kerinduan yang kulampiaskan lewat hal-hal bodoh. jika saja orang lain yang mengalami hal ini dan menceritakannya padaku, dengan yakin aku akan menyarankan pilihan untuk mengorbankan kepentingan oribadi. tapi hari ini aku mengerti, ini tidak segampang yang aku pikirkan. aku rasanya ingin melucuti semua keegoisan dalam diriku, semua cemburu, semua kekecewaan dan ketidakpuasan yang selalu saja bikin sakit hati.
izinkan aku menangis jika aku memerlukannya. ya, izinkan aku menangis karena sedikit rasa sakit akan terkucur keluar bersama dengan air mataku. sementara sisa lukanya, biarkanlah mengering dihembus angin. nanti pasti akan kembali halus tanpa bekas. memang butuh waktu, tapi aku tahu penyelesaiannya akan selalu tepat waktu. bimbing aku, Tuhan. biar aku mampu membuat mereka yang mencintaiku mengulas senyum. bukannya aku mau sok, tapi jika memang (dan itu pasti) harus kubangun itu semua dengan luka dan air mataku, biarlah seperti itu adanya. biar tak lafi ada air mata tertumpah dari mata sosok-sosok cinta hidupku karena itu akan terasa lebih sakit buatku. obati luka ini, Tuhan. aku mau jadi dewasa.
aku kecewa pada diriku sendiri di saat seperti ini, Tuhan. aku tak pernah bisa beranjak dari kekanak-kanakanku. atau aku yang tak mau? akh, aku selalu mau jadi deasa. kerinduanku menjadi anak-anak ya hanya sebatas kerinduan yang kulampiaskan lewat hal-hal bodoh. jika saja orang lain yang mengalami hal ini dan menceritakannya padaku, dengan yakin aku akan menyarankan pilihan untuk mengorbankan kepentingan oribadi. tapi hari ini aku mengerti, ini tidak segampang yang aku pikirkan. aku rasanya ingin melucuti semua keegoisan dalam diriku, semua cemburu, semua kekecewaan dan ketidakpuasan yang selalu saja bikin sakit hati.
izinkan aku menangis jika aku memerlukannya. ya, izinkan aku menangis karena sedikit rasa sakit akan terkucur keluar bersama dengan air mataku. sementara sisa lukanya, biarkanlah mengering dihembus angin. nanti pasti akan kembali halus tanpa bekas. memang butuh waktu, tapi aku tahu penyelesaiannya akan selalu tepat waktu. bimbing aku, Tuhan. biar aku mampu membuat mereka yang mencintaiku mengulas senyum. bukannya aku mau sok, tapi jika memang (dan itu pasti) harus kubangun itu semua dengan luka dan air mataku, biarlah seperti itu adanya. biar tak lafi ada air mata tertumpah dari mata sosok-sosok cinta hidupku karena itu akan terasa lebih sakit buatku. obati luka ini, Tuhan. aku mau jadi dewasa.
Rabu, 12 Mei 2010
16.54
Komentar
Posting Komentar