iman ini perjuangan
Beberapa hari yang lalu, aku menemukan firman-firman ini:
; dan
; serta ini favoritku
Lihatlah betapa kejamnya dunia memperlakukan orang yang percaya pada Yesus sang Putra. Siapa yang tahan menghadapi hukuman macam itu? Aku tidak suka dibenci orang. Aku tidak mau dikucilkan. Aku takut dianiaya dan mati. Lalu, bagaimana aku harus bertahan dalam imanku yang malah meletakkanku pada posisi rawan ini? Bagaimana dengan janji keselamatan? Rasul Paulus menjawabnya dengan pernyataan bahwa ia tidak peduli dengan nyawanya selama ia mampu menjalankan tugas pelayanan dari Allah. Hantaman keras buatku, mampukah aku menyatakan hal yang sama? Bahkan Yesus sendiri pun mau mendoakan murid-muridnya agar diberkati dan dibimbing Tuhan dalam tugas perutusan ini. Sebuah tugas mulia yang harus kuemban untuk kemuliaan Allah. Apakah aku akan terus menerus minta kebaikan dari Bapa sementara aku sendiri tidak mau berjuang untuk-Nya? Tidak. Ia tidak butuh siapa pun untuk memperjuangkan nama-Nya. Ia adalah Tuhan yang Maha segalanya. Apa yang seharusnya aku lakukan adalah bentuk syukur atas segala kebaikan-Nya. Mampukah aku untuk tetap setia memelihara kesetiaan ini? Usaha-usaha yang sedang kutempuh saat ini bertujuan untuk memperbaiki kembali hubunganku dengan Bapa agar lebih hangat. Kesibukan dan kepentingan lain yang selama ini sering mengganggu kemauanku untuk berdoa sedang aku coba kontrol. Aku lelah terus menerus menjauh dari-Nya. Dunia ini terlalu kejam buatku. Aku tidak mampu bertahan tanpa pegangan dan sandaran.
Aku mau belajar berjuang. Aku mau belajar merefleksikan hidupku. Aku mau belajar untuk menerima dan menikmati rasa sakit. Hingga pada akhirnya aku akan belajar menjalin hubungan yang mesra dengan Allah. Banyak teman-temanku yang juga merindukan hubungan yang hangat tersebut, namun masih terhalang oleh keraguan-keraguan yang timbul akibat sudut pandang yang sangat beragam. Alasan mengapa kami merindukan hubungan itu adalah ketenangan dan kenyamanan yang diperoleh darinya.
Ketika aku mau berusaha memelihara kesetiaanku, aku tahu Tuhan akan membimbingku. Aku tak kan pernah bisa jauh dari-Nya karena Ia sendiri setia. Ia akan selalu mengejarku saat aku menjauh dan merangkulku untuk pulang. Iman ini perjuangan. Apa pun yang terjadi aku mau tetap menjalaninya dengan sepenuh hati. Jika di tengah jalan nanti aku terjatuh, Allah sendirilah yang akan menarikku bangun dan mengobati lukaku. Tuhan Yesus pernah mengalami perjuangan yang lebih berat dan menyakitkan, tapi Ia mampu melewatinya dengan iman dan kesetiaan. Untuk perjuangan yang tak seberapa ini, pastinya aku juga harus mampu menjalaninya.
Iman ini perjuangan. Jalan terus!
"Jikalau dunia membenci kamu, ingatlah bahwa ia telah terlebh dahulu membenci Aku daripada kamu."
Yohanes 15: 18
; dan
"Kamu akan dikucilkan, bahkan akan datang saatnya bahwa setiap orang yang membunuh kamu akan menyangka bahwa ia berbuat bakti bagi Allah."
Yohanes 16: 2
; serta ini favoritku
"Dalam dunia kamu menderita penganiayaan, tetapi kuatkanlah hatimu, Aku telah mengalahkan dunia."
Yohanes 16: 33b.
Lihatlah betapa kejamnya dunia memperlakukan orang yang percaya pada Yesus sang Putra. Siapa yang tahan menghadapi hukuman macam itu? Aku tidak suka dibenci orang. Aku tidak mau dikucilkan. Aku takut dianiaya dan mati. Lalu, bagaimana aku harus bertahan dalam imanku yang malah meletakkanku pada posisi rawan ini? Bagaimana dengan janji keselamatan? Rasul Paulus menjawabnya dengan pernyataan bahwa ia tidak peduli dengan nyawanya selama ia mampu menjalankan tugas pelayanan dari Allah. Hantaman keras buatku, mampukah aku menyatakan hal yang sama? Bahkan Yesus sendiri pun mau mendoakan murid-muridnya agar diberkati dan dibimbing Tuhan dalam tugas perutusan ini. Sebuah tugas mulia yang harus kuemban untuk kemuliaan Allah. Apakah aku akan terus menerus minta kebaikan dari Bapa sementara aku sendiri tidak mau berjuang untuk-Nya? Tidak. Ia tidak butuh siapa pun untuk memperjuangkan nama-Nya. Ia adalah Tuhan yang Maha segalanya. Apa yang seharusnya aku lakukan adalah bentuk syukur atas segala kebaikan-Nya. Mampukah aku untuk tetap setia memelihara kesetiaan ini? Usaha-usaha yang sedang kutempuh saat ini bertujuan untuk memperbaiki kembali hubunganku dengan Bapa agar lebih hangat. Kesibukan dan kepentingan lain yang selama ini sering mengganggu kemauanku untuk berdoa sedang aku coba kontrol. Aku lelah terus menerus menjauh dari-Nya. Dunia ini terlalu kejam buatku. Aku tidak mampu bertahan tanpa pegangan dan sandaran.
Aku mau belajar berjuang. Aku mau belajar merefleksikan hidupku. Aku mau belajar untuk menerima dan menikmati rasa sakit. Hingga pada akhirnya aku akan belajar menjalin hubungan yang mesra dengan Allah. Banyak teman-temanku yang juga merindukan hubungan yang hangat tersebut, namun masih terhalang oleh keraguan-keraguan yang timbul akibat sudut pandang yang sangat beragam. Alasan mengapa kami merindukan hubungan itu adalah ketenangan dan kenyamanan yang diperoleh darinya.
Ketika aku mau berusaha memelihara kesetiaanku, aku tahu Tuhan akan membimbingku. Aku tak kan pernah bisa jauh dari-Nya karena Ia sendiri setia. Ia akan selalu mengejarku saat aku menjauh dan merangkulku untuk pulang. Iman ini perjuangan. Apa pun yang terjadi aku mau tetap menjalaninya dengan sepenuh hati. Jika di tengah jalan nanti aku terjatuh, Allah sendirilah yang akan menarikku bangun dan mengobati lukaku. Tuhan Yesus pernah mengalami perjuangan yang lebih berat dan menyakitkan, tapi Ia mampu melewatinya dengan iman dan kesetiaan. Untuk perjuangan yang tak seberapa ini, pastinya aku juga harus mampu menjalaninya.
Iman ini perjuangan. Jalan terus!
Selasa, 18 Mei 2010
22.48
*the full version is still not good enough to be published
Komentar
Posting Komentar